ordo santa klara gunung sitoli

Ordo Santa Clara Capusines (OSCCap) Gunungsitoli

Ordo Santa Clara Capusines (OSCCap) Gunungsitoli biasanya dikenal dengan sebutan Suster-suster Klaris yang berklausura kepausan atau hidup kontemplatif yang tersembunyi bagi dunia. Ordo ini didirikan oleh santo Fransiskus Assisi dan santa Klara Assisi.

Santa Klara dari Assisi merupakan perempuan pertama yang mengikuti Santo Fransiskus tepatnya pada 18 Maret 1212. Ia bertekad mengikuti Kristus yang miskin dan menghayati Injil Tuhan kita Yesus Kristus dalam semangat Fransiskus. Dalam Keluarga Fransiskan, para Suster Klaris mendapat tempat sebagai Ordo kedua kontemplatif. Mereka memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ordo Pertama. Kerap kali para penulis menyebut santa Klara sebagai ‘Tanaman kecil’ dalam bahasa Italia “Piantacella” santo Fransiskus Assisi.

Awal Misi di Indonesia

Pada Oktober 1976, tiga orang Suster Klaris Kapusines dari Biara Santa Klara Senden, Jerman diutus ke Indonesia. Mereka adalah Sr. M. Johanna Timmer, Sr. M. Ruth Neuhaus, dan Sr. M. Gisela Oster. Ketiga misionaris ini membawa semangat kontemplatif ke Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara.

Tantangan besar segera menghadang: cuaca tropis yang panas, perbedaan bahasa, serta budaya yang asing. Namun seiring berjalannya waktu, mereka berhasil meletakkan fondasi yang kokoh bagi kehidupan kontemplatif di Biara Santa Klara Gunungsitoli. Semua itu ditempuh berkat ketekunan, keuletan, dan semangat juang yang tak pernah padam. Hanya dalam tiga tahun, daya tarik hidup doa ini menginspirasi banyak pemudi untuk bergabung. Biara pun diperluas untuk menampung hingga 30 orang Suster.

Langkah besar berikutnya terjadi pada 2 Februari 1988. Tahta Suci secara resmi mengeluarkan Surat Deklarasi yang menetapkan Biara Santa Klara Gunungsitoli sebagai biara otonom. Perayaan syukur diadakan pada Minggu, 28 Februari 1988, dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Keuskupan Sibolga, Mgr. Anicetus B. Sinaga didampingi para Imam Keuskupan Sibolga.

Biara St. Klara Gunungsitoli

Misi yang Kian Berkembang

Misi kian berkembang. Tahun 1991, para Suster OSCCap anggota komunitas Gunungsitoli membuka cabang baru di Sikeben, Keuskupan Agung Medan. Berselang 3 tahun kemudian, Tahta Suci merestui dan mengeluarkan Surat Deklarasi Kemandirian Biara Santa Klara Sikeben menjadi biara otonom.

Pada 17 Oktober 2001, para Suster OSCCap merayakan Pesta Perak (25 Tahun) berdirinya Biara Santa Klara Gunungsitoli. Perayaan Pesta Perak ini menjadi momen syukur yang dihadiri oleh umat paroki setempat, Uskup, Imam, serta Biarawan dan Biarawati. Setahun setelah perayaan tersebut, semangat misi kembali menguat. Para Suster OSCCap membuka biara baru di Sekincau, Keuskupan Tanjung Karang, Lampung. Perjalanan penuh rahmat ini mencapai puncaknya pada 2012. Biara Santa Klara Sekincau secara resmi diakui sebagai biara otonom oleh Tahta Suci.

Tak berhenti di situ, tonggak sejarah baru kembali tercatat pada 17 Oktober 2016. Biara Santa Klara Gunungsitoli merayakan Panca Windu (40 tahun) perjalanannya, menandai empat dekade kesetiaan dalam doa dan pelayanan. Seakan tak lelah melangkah, para Suster mengutus sembilan anggota komunitas untuk membuka biara baru di Aek Raso, Sibolga pada 2017. Lima tahun berselang, buah dari perjuangan ini kembali bersemi. Tahta Suci mengeluarkan Surat Deklarasi yang mengukuhkan Biara Santa Klara Aek Raso sebagai biara otonom pada 2022.

Para Suster OSCCap

Menuju ‘Emas

Pada 17 Oktober 2026 mendatang, Biara Santa Klara Gunungsitoli akan merayakan perayaan Syukur Pesta Emas (50 tahun). Perayaan ini akan menjadi semakin istimewa karena beriringan dengan dimulainya Tahun Suci – Tahun Yubileum 2025. Dalam semangat “Peziarah Harapan” yang telah dicanangkan oleh Bapa Suci Paus Fransiskus, para Suster Klaris bersama Gereja ingin menyongsong perayaan mendatang dengan penuh pengharapan karena pengharapan tidak pernah mengecewakan.

Dari Gunungsitoli hingga ke berbagai daerah, misi para Suster OSCCap adalah bukti bahwa panggilan suci terus berkembang seiring waktu. Dengan penuh syukur dan keyakinan, para Suster terus melangkah, mengukir sejarah baru dalam semangat pelayanan dan cinta kasih.


Media Sosial OSCCap