Perjalanan AMOR hari keempat kembali dimulai. Pada hari keempat ini, para peserta AMOR akan dibawa pada pengalaman yang “menyentuh bumi”. Setelah di hari sebelumnya para peserta AMOR dibawa pada pengalaman fraternity, hari ini para peserta AMOR diajak untuk mengalami pengalaman ekologis. Untuk mendukung pendalaman dan memperkaya pengalaman ekologis ini para peserta AMOR diajak untuk mengunjungi sebuah tempat bernama Bumi Langit. Romo Heri Setyawan, SJ kembali menjadi fasilitator untuk kunjungan ekologis hari ini. Dalam pengantar singkatnya, Romo Heri mengharapkan bahwa para peserta AMOR dapat menikmati setiap momen yang mereka alami di Bumi Langit.
Kedatangan para peserta AMOR di Bumi Langit Institute disambut dengan makanan ringan yang membuat para peserta merasa bahagia : cemplon, klepon, tempe kemul, dan juga arem-arem. Tidak hanya itu, pemandangan yang indah dan suasana yang sangat damai membuat para peserta merasa nyaman. Setelah menikmati makanan ringan dan juga pemandangan yang indah, Pak Iskandar, selaku pemilik Bumi Langit Institute memberikan sedikit pemaparan mengenai sejarah dan juga kegiatan yang dilakukan oleh Bumi Langit Institute.
Dalam pemaparannya Pak Iskandar mengingatkan dan menekankan pentingnya mengolah bumi dan juga tubuh. Pak Iskandar menjelaskan bahwa sering kali kita sebagai manusia memilih makanan yang sesungguhnya adalah “racun” bagi diri kita. Tidak hanya itu, kita sebagai manusia juga sering melukai bumi yang juga ada terlebih dahulu dari pada diri kita. Oleh karena itu sudah menjadi tugas kita manusia untuk meminta pengampunan pada Allah karena telah merusak dan melukai bumi.
Pada dasarnya, Pak Iskandar mengajak para peserta untuk terus meningkatkan kualitas hidup dengan mengatur makanan secara sehat dan berani untuk kembali bersentuhan langsung dengan tanah dan bekerja di kebun. Dengan bekerja di kebun, seorang pribadi tidak hanya diperkuat fisiknya dengan makanan yang sehat, tetapi juga semakin memiliki kemampuan untuk menemukan makna. Tidak hanya itu, Pak Iskandar juga menekankan pentingnya motto : sedikit sampah, banyak berkah. Harapannya, sampah-sampah dapat lebih diperhatikan dan diolah. Pak Iskandar berharap bahwa para peserta AMOR dapat menjadi agen-agen perubahan dengan menularkan hal-hal baik ini kepada semua orang. Pak Iskandar melihat bahwa Gereja dan juga peserta AMOR memiliki daya jangkau yang luas dan dapat mempromosikan hal ini kepada banyak orang.
Setelah kembali dari Bumi Langit Institute, para peserta AMOR kemudian diajak untuk merefleksikan dan mulai menyimpulkan buah-buah dari pertemuan AMOR ini. Romo Sunu, selaku fasilitator pertemuan ini mengajak para peserta untuk berdoa sejenak, mensyukuri sekaligus mengumpulkan seluruh pengalaman yang sudah dialami selama beberapa hari ini. Tidak hanya itu, kemudian para peserta diajak untuk menuliskannya dalam lembar kertas dan membagikannya kepada teman-teman kelompoknya. Setiap kelompok diminta membuat perencanaan dan juga niat apa yang ingin mereka lakukan setelah pulang dari pertemuan ini. Dalam sesi pleno, terlihat gerakan-gerakan batin dan juga bimbingan Roh dalam merencanakan hal apa yang akan dibuat baik sebagai pribadi maupun kelompok. Kolaborasi dan gerak bersama menjadi kata-kata yang muncul kuat dalam sesi pleno.
Setelah merasakan gerak-gerak Roh dalam menyimpulkan hal-hal penting selama pertemuan AMOR, para peserta kemudian diajak untuk menikmati makan malam bersama. Makan malam hari ini agak berbeda dan spesial karena diisi dengan penampilan dari para peserta AMOR. Masing-masing negara menampilkan keunikan budaya dan juga kekhasan negaranya masing-masing. Kontinen Indonesia diwakili oleh para suster-suster novis dan aspiran Suster - Suster Carolus Borromeus serta para peserta didik dari sekolah-sekolah Tarakanita. Tidak hanya itu, pada penutupan seluruh keseluruhan makan malam ini, seluruh peserta diajak untuk menari bersama. Seluruh acara hari ini ditutup dengan kegembiraan dan kebersamaan yang indah.
Hari keempat AMOR ini merupakan momen yang berharga, para peserta tidak hanya diajak untuk semakin mengenal dan mencintai Bumi, tetapi juga diajak untuk menyelami batin serta tradisi yang ada, yang mereka miliki. Momen hari keempat ini menumbuhkan rasa cinta akan bumi dan berakar dalam tradisi.